Sabtu, 18 April 2009

Nilai UN Jadi Dasar Seleksi Khusus

Selasa, 22 April 2008 | 21:12 WIB



BANDUNG, SELASA - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memutuskan proses seleksi jalur khusus rintisan sekolah bertaraf internasional atau SBI dilakukan bersamaan dengan jalur reguler. Nilai ujian nasional menjadi satu-satunya acuan dasar penentunya sehingga seleksi itu harus dilakukan setelah pelaksanaan UN sekolah menengah pertama.

Demikian ditegaskan Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah Tinggi Dinas Pendidikan Syarif Hidayat, dihubungi Kompas , Selasa (22/4). Ia menegaskan, keputusan ini dapat mengakhiri kesimpangsiuran soal perbedaan standar seleksi calon siswa rintisan SBI yang di beberapa daerah sempat menimbulkan persoalan.

Waktunya disamakan dengan masa penerimaan reguler. Hasil ujian nasional jadi patokannya. Bedanya, khusus kelas SBI, diterapkan nilai ( passing grade ) yang tentunya lebih tinggi dari reguler untuk tiga kelompok mata pelajaran, yaitu IPA, Bahasa Inggris, dan Matematika, paparnya. Sehingga, yang muncul nanti adalah satu standar.

Mengomentari isu yang berkembang di media, Syarif menegaskan, seleksi akan tetap membuka peluang bagi siswa kurang mampu. Asalkan, memenuhi syarat akademis seperti yang ditentukan. "Jadi, ada program beasiswa yang alokasi besarannya 10 persen dari dana block grant senilai Rp 250 juta. Sekolah wajib mengakomodir ini," ujarnya.

Beasiswa itu khususnya untuk membiaya sumbangan pengembangan pendidikan (SPP). Satu-satunya yang dibebankan ke siswa adalah dana sumbangan pendidikan (DSP) yang dibayarkan sekali saja saat dinyatakan diterima. Dana block grant itu diberikan ke tiap-tiap rintisan SBI per tahun. Sedikitnya ada 59 rintisan SBI di Jabar saat ini.

Keberhasilan sekolah mengembangkan rintisan SBI menjadi betul-betul SBI yang tulen nantinya, ucap Syarif, sangatlah bergantung pada potensi sumber daya manusia dan sarana prasarana sekolah. Jadi, faktor kesiapannya. Menurutnya, akan lebih baik sekolah itu mengembangkan rintisan SBI secara bertahap. Mulai dari kelas (by class), baru secara intitusi ( by subject) beberapa tahun kemudian. Di SMK rintisan SBI, saat ini seluruhnya sudah mengarah kepada by subject.

Secara terpisah, Kepala SMAN 3 Kota Bandung Encang Iskandar menuturkan, pihaknya akan bersabar untuk melakukan seleksi khusus calon siswa. Kami menunggu aturan dari Provinsi dan Peraturan Wali Kota tentang PSB (Penerimaan Siswa Baru). "Jadi pastinya setelah ujian nasional SMP, dilakukan bersama-sama dengan jalur reguler serta akselerasi," tuturnya.

Menurutnya, SMAN 3 Kota Bandung belum menentukan apakah akan mengikuti pengembangan secara by subject atau by class . Masing-masing ada kekurangan dan juga kelebihannya. By class misalnya, pengembangan lebih mudah karena bertahap. Namun, diakuinya, ini bisa menciptakan segregasi sosial. Karena, ada pengelompokkan berbeda pada siswa. Di lain pihak, secara by subject meng hilangkan segregasi namun butuh biaya dan persiapan luar biasa besar.



Yulvianus Harjono

sumber:www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar